Menurut Presiden AS Donald Trump, kepala perdagangannya, Jameson Greer, berencana untuk berbicara dengan mitranya dari Tiongkok dalam waktu dekat. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk membahas tarif impor baru yang diberlakukan oleh AS dan meredakan ketegangan sebelum sengketa ini berkembang menjadi “perang dagang dingin” secara penuh.

Langkah ini diambil menyusul keputusan Trump belum lama ini untuk mengenakan tarif tambahan pada impor dari Tiongkok, dengan ancaman perluasan daftar tarif impor secepatnya pada April. Menurut sumber yang dekat dengan pemerintahan, tarif tersebut merupakan cara Presiden AS menyampaikan rasa frustrasinya terhadap defisit perdagangan dengan Tiongkok, yang kini telah membengkak hampir mencapai satu triliun dolar.

Trump juga menyatakan akan berbicara langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, meskipun ia tidak menyebutkan tanggalnya. “Saya akan berbicara dengan Presiden Xi. Hubungan saya dengannya sangat baik. Kami akan tetap memiliki hubungan yang bagus, tapi kita punya defisit satu triliun dolar,” ujar Trump, menyiratkan bahwa meskipun hubungan pribadi tetap berjalan baik, urusan tarif adalah hal yang berbeda.

Menariknya, Trump sebelumnya juga pernah berjanji akan membalas setiap negara yang memberlakukan tarif impor terhadap produk Amerika. Untuk saat ini, ia tetap teguh pada keyakinan bahwa pendekatan tegas dalam perdagangan adalah cara terbaik untuk melindungi industri manufaktur AS.

Mungkin Trump benar-benar berharap bahwa pesona pribadi dan naluri diplomatiknya dapat menjaga hubungan baik dengan Presiden Xi, meskipun tarif terus meningkat lebih cepat daripada persahabatan itu sendiri.